DIKSI.CO - Kelompok Hamas akhirnya merespons secara resmi tawaran gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat (AS) dalam konflik yang masih berkecamuk di Jalur Gaza.
Namun, tanggapan itu disertai dengan tuntutan utama, yakni gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah tersebut.
“Hamas memberi tahu para mediator tentang tanggapan tertulis resminya, yang mencakup tanggapan positif kepada (utusan AS) Steve Witkoff, tetapi dengan penekanan pada jaminan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel,” ujar sumber dari internal Hamas seperti dilaporkan AFP, Minggu (1/6) dikutip dari detikcom.
Sikap Hamas ini langsung mendapat reaksi dari utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
Dalam pernyataan resminya di platform X, ia menilai jawaban Hamas sebagai langkah mundur, karena kelompok tersebut hanya menawarkan pembebasan 10 sandera yang masih hidup, jauh dari target yang disepakati.
“Itu sama sekali tidak dapat diterima dan hanya membawa kita mundur,” tulis Witkoff.
AS sebelumnya mengajukan proposal gencatan senjata selama 60 hari, dengan syarat setengah dari total sandera dibebaskan, baik yang masih hidup maupun jenazah yang telah meninggal.
“Ini adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata 60 hari dalam beberapa hari mendatang. Di sana, separuh dari sandera yang masih hidup dan yang meninggal bisa kembali ke keluarga mereka, dan kita dapat memulai perundingan substantif dengan itikad baik untuk mencapai gencatan senjata permanen,” tambahnya.
Meski ada respons awal dari Hamas, perbedaan posisi soal durasi gencatan senjata dan pembebasan sandera membuat jalan menuju perdamaian tetap penuh tantangan.
Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk di tengah serangan dan blokade yang belum mereda.(*)