DIKSI.CO - Aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat menuai sorotan usai disuarakan oleh Greenpeace dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 di Jakarta, Selasa (4/6/2025).
Mereka membentangkan sejumlah spanduk berisi penolakan terhadap pertambangan Nikel di Papua, khususnya di lokasi wisata Raja Ampat.
Merespon hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menduga ada campur tangan pihak asing.
Ia menuding pihak asing ingin menggagalkan proyek hilirisasi Indonesia dalam polemik tambang nikel di Raja Ampat.
"Ada pihak-pihak asing yang tidak senang atau kurang berkenan dengan proyek hilirisasi ini," ujar Bahlil dikutip dari Antara.
Menurut Bahlil, polemik tambang nikel di Raja Ampat dimunculkan untuk mencegah hilirisasi.
Bahlil mengatakan, kawasan tambah nikel sendiri berada di Pulau GAG yang berjarak 30-40 kilometer (km) dari kawasan wisata Raja Ampat atau Pulau Paiynemo.
Namun, foto yang beredar justru memperlihatkan tambang nikel berada di Pulau Paiynemo.
Terkait hal itu, kini Kementerian ESDM telah memutuskan untuk menghentikan sementara operasional PT GAG Nikel.
Kementerian ESDM sendiri juga bakal langsung turun melakukan pengecekan di Pulau GAG.
"Kami sudah memutuskan lewat Dirjen Minerba untuk status daripada IUP PT GAG yang sekarang lagi mengelola, sementara kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan," pungkasnya. (*)