DIKSI.CO, SAMARINDA - DPRD Samarinda mengungkapkan kekhawatirannya tentang minimnya perhatian orang tua dalam pendidikan anak, terutama dalam menghadapi dampak negatif dunia digital.
Hal itu disampaikan anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi saat merespon sejumlah kasus kekerasan yang belakangan ini marak terjadi dengan melibatkan siswa SD dan SMP.
Guna mencegah kasus serupa, Ismail Latisi menilai pendidikan yang menyasar orang tua juga perlu dilakukan di tengah tantangan zaman digital yang kian kompleks.
“Selama ini kita fokus terhadap pendidikan anak, tetapi melupakan pendidikan orang tuanya. Jadi tidak nyambung,” ujarnya, Jumat (9/5/2025).
Ismail pun meminta pemerintah dan sekolah untuk tak hanya fokus pada kurikulum formal.
Ia menilai perlunya pelibatan orang tua secara aktif melalui program-program pendampingan seperti pelatihan dan seminar parenting.
“Bisa melalui pelatihan, seminar, atau forum komunikasi yang intens. Karena bisa saja anaknya sudah kita bentuk di sekolah, tapi orang tuanya belum sepaham. Ini berbahaya,” ucap Ismail.
Politisi PKS ini pun mengaku kaget, anak-anak SD dan SMP sudah terpapar konten berbahaya.
Hal itu, menurutnya, bukan semata-mata kesalahan anak, tapi cerminan lemahnya pengawasan dan pemahaman di lingkungan keluarga.
“Ini yang menjadi perhatian serius. Kita kaget, anak-anak seusia itu sudah terpapar konten berbahaya. Ini bukan semata-mata kesalahan anak, tapi cerminan lemahnya pengawasan dan pemahaman di lingkungan keluarga,” ungkapnya.
Terakhir, ia berharap dengan kesadaran kolektif antara orang tua, sekolah, dapat menjadi landasan kuat untuk membangun generasi yang tangguh, aman, dan cerdas dalam menghadapi tantangan zaman. (adv)