Rapat tersebut dipimpin langsung Wali Kota Samarinda Andi Harun di Ruang Mangkupelas, Gedung Balai Kota Samarinda, Rabu (26/3/2025).
Sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat se-Samarinda, Lurah se- Samarinda, serta pejabat terkait di lingkungan Pemkot Samarinda turut hadir dalam rapat tersebut.
Dalam kesempatan iu, Andi Harun meminta laporan dari masing-masing OPD terkait perkembangan berbagai permasalahan yang ada di Samarinda serta langkah-langkah yang telah diambil untuk mengatasinya.
Diantaranya penanganan sampah, kemacetan arus lalu lintas, kebersihan pasar, serta pengendalian inflasi menjelang Idulfitri.
Andi Harun juga secara khusus menyoroti berbagai permasalahan lainnya seperti persoalan sampah yang menjadi perhatian utama dalam Rakor ini.
Ia menyoroti kondisi Zona 1 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sambutan dan eks TPA Bukit Pinang, yang perlu ditangani dengan segera.
"Saya tidak mau ada lagi tunda pekerjaan. Terkait sampah yang menumpuk di jalan, harus segera diangkut. Terutama menjelang lebaran, di mana volume sampah meningkat," ujarnya kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Ia juga meminta agar mekanisme pengangkutan sampah lebih diperjelas agar tidak hanya mengandalkan surat edaran tanpa aksi nyata di lapangan.
"Jangan hanya ada surat edaran, tapi pastikan bagaimana mekanisme pengangkutannya agar berjalan efektif," tegasnya.
Selain itu, alokasi dana siaga kebakaran untuk eks TPA Bukit Pinang juga dibahas, mengingat area ini memiliki potensi kebakaran tinggi akibat akumulasi gas metana dari timbunan sampah lama.
Sementara terkait penanganan titik rawan kemacetan, Dinas Perhubungan (Dishub) diminta untuk segera menindaklanjuti titik-titik rawan kemacetan.
Terutama di sekitar Pasar Segiri dan beberapa kawasan lain yang kerap mengalami kepadatan lalu lintas.
"Kemacetan di titik rawan kemacetan harus segera diatasi. Terutama daerah Pasar Segiri. Jangan sampai mengganggu aktivitas masyarakat, terutama menjelang Idulfitri," kata Andi Harun.
Tidak hanya itu, Andi Harun juga menegaskan pentingnya menjaga kebersihan pasar tradisional, seperti Pasar Segiri dan pasar lainnya di Samarinda, agar tidak berbau dan tetap nyaman bagi pedagang serta pembeli.
"Pasar harus bersih. Jangan sampai kumuh, kotor, dan bau. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga menyangkut kesehatan masyarakat," pungkasnya. (*)